May 13, 2016

Semangat dan Kiprah Seorang Ibu Rumah Tangga

Membaca curhatan Anita di group arisan link tentang kesibukannya menjadi ibu baru dan “harus” resign dari pekerjaannya, membuat ingatan saya melayang.  Anita dulunya adalah seorang bidan di sebuah rumah sakit swasta di Pekanbaru. Ketika datang seorang lelaki melamar, maka hijrahlah ia ke Jakarta. Yang berarti mau tidak mau ia harus resign dari aktifitasnya sebagai bidan di Pekanbaru.  Berimigrasi ke Jakarta tak lantas menyurutkan niatnya untuk terus berkiprah di dunia kesehatan. Suaminya pun mengijinkannya untuk terus berkarir. Surat lamaran ia layangkan. Tak lama kemudian, panggilan wawancara dan beberapa tes tulis ia terima dari beberapa klinik dan rumah sakit. Namun ternyata Tuhan memberikan anugerah untuknya dalam bentuk yang jauh lebih indah. Belum sempat resmi diterima kerja, ternyata dua garis merah sudah muncul pada testpack di tangannya. Seperti yang kita tahu, tak banyak instansi yang bersedia menerima tenaga/karyawan baru yang sedang hamil.  Lantas surutkah langkahnya?!


Bukan Anita d’Caritas namanya jika ia menyerah terlalu mudah untuk selalu berbagi kasih dengan sesamanya. Bakat menulisnya yang lama terpendam pun meronta untuk mencari pelampiasan. Mengikuti naluri istri tercinta, Sang suami lantas memperkenalkan tentang dunia blog. Ia buatkan akun di https://anitadcaritas.blogspot.co.id/. Disinilah ia terdampar saat ini. Bersama komunitas para perempuan pendekar blog ia memulai petualangannya di dunia penulisan. Resolusinya ia tulis besar-besar dan ditempelkannya di dinding rumah. Fokus pada tujuan adalah salah satu kelebihannya. Blognya mungkin memang masih baru. Tapi bakat menulisnya bukanlah hal yang baru baginya. Terbukti bersama sekelompok penulis ia siap menerbitkan karyanya. Pantang menyerah berbagi kasih menjadi senjatanya. Ia seorang ibu muda yang penuh semangat. Benih sukses sudah terpendam dalam dirinya.

Semangat Anita inilah yang membawa ingatan saya melayang pada beberapa kejadian yang pada akhirnya membuat saya juga memutuskan untuk resign dari dunia perkantoran. Pilihan yang memang pada awalnya tidak mudah. Suami saya terus saja berisik bahwa menjadi seorang ibu yang 24 jam di rumah pun bisa terus berkiprah. Bertemunya saya dengan banyak perempuan muda “berdaster” yang memiliki prestasi cemerlang dari balik meja di rumahnya membuat saya yakin, bahwa prestasi bisa diraih dari mana saja, dari bidang apa saja, dan dalam bentuk apa saja. Bukan hanya semata sebatas kenaikan gaji dan promosi jabatan. Namun jauuuh lebih luas dari itu.

Melalui cerita Anita d’Caritas inilah, mari berkaca bahwa dunia kita tak sebatas perbedaan daster dan blazer. Bersyukurlah kita hidup di jaman digital yang semua bisa dicapai dari balik meja atau dari atas bantal di tempat tidur. Sambil berbaring dan memeluk anak, kita bisa menjelajah luasnya dunia, mengakses semua informasi. Tidak ada alasan untuk tidak menjadi kreatif. Pinterest, instagram dan banyak media lain menjadi gudang ide dan kreatifitas. Banyak orang yang bermurah hati membagi ilmu dan pengetahuannya tanpa kita harus merogoh kantong dalam-dalam. Saya berdo’a untuk kemurahan hati mereka, semoga Tuhan selalu mempermudah jalannya mencapai tujuan dan kebahagiaan.  Inilah salah satu cara belajar yang tak mengharuskan kita duduk manis dibalik meja di dalam kelas. Ayo berkreasi! Ayo belajar! Kitalah jembatan ilmu pertama untuk dunia!

8 comments:

  1. Semangat berkarya meskipun dari rumah...

    Aahhh jadi pengen resign #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. berkarya bisa dari mana saja mbak... di kantor maupun di rumah. Mari kita nikmati! heuheu...

      Delete
  2. Hamil dan punya anak adalah segalanya makanya Mbak Anita juga rela mengalah demi calon anaknya. Saya pun kalo di posisi demikian dan disuruh milih mending milih anak dan resign.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setiap orang pasti punya prioritas. Dan prioritas itu bisa jadi berbeda-beda. Yang membuatnya tampak istimewa adalah bagaimana mbak Anita tetap semangat untuk berkarya dengan caranya. :)

      Delete
  3. "prestasi bisa diraih dari mana saja, dari bidang apa saja, dan dalam bentuk apa saja." setuju mbaa,,,,

    yang penting semangat berkarya ya...
    ah jadi ga sabar mau ngulik cerita mba Wid waktu resign..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mbak Ira sudah ambil ancang-ancang nih.. *siapkan kocokan arisan* hahaha...

      Delete
  4. Benar banget Mba, promosi jabatan kadang kala terlalu menggiurkan, namun dibalik itu semua, kita bisa memiliki prestasi cemerlang walau dari rumah. Yang penting kita memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi wanita yang produktif. Thanks so much buat tulisannya Mba Wit...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, menjadi produktif bisa dari mana saja. Terima kasih juga untuk suntikan semangatnya ya mbak Anita... :)

      Delete