Jan 1, 2015

Liburan Desember - Edisi Bandung

Tanggal 20 Desember 2014 pagi, akhirnya kami sampai di Bumi Sangkuriang, Bandung.  Inilah hari yang dinanti-nantikan. Sebelumnya di jalan, hati saya sudah dag-dig-dug membayangkan akan bertemu seluruh keluarga besar The Urban Mama Family yang sebelumnya hanya saya temui via whatsapp saja (kecuali Teh Ninit dan Cindy yang pernah berkunjung ke Surabaya). Syukurlah sepanjang jalan saya ngantuk berat, efek kurang tidur semalam, sehingga jantung saya tak jadi meledak karena over excited.
Sebelum bertemu TUM Family, sebenarnya saya ada janji bertemu dengan saudara sepupu yang kebetulan juga liburan ke Bandung. Tapi karena tol macet akhirnya tertunda dan baru bisa bertemu tepat kita sampai di Bumi Sangkuriang Bandung. Jadilah saya dobel  excited bisa bertemu sepupu sekaligus TUM family dalam waktu yang bersamaan. Tapi karena kita harus prepare untuk berangkat outing, jadilah pertemuan dengan Mbak Ratih tidak bisa lama, dan kurang puas. Semoga kita berjodoh  lain kesempatan ya, kakak Faiza… *kiss & hug*

Perjalanan pun dilanjutkan. Setelah menitipkan koper dan barang bawaan di kamar binggi (karena kita bleum check in), kita berangkat masuk bis, untuk bersiap menuju tujuan pertama. Destinasi pertama kita adalah Panti Asuhan bayi yang ada di Bandung. Disini kita merayakan ulang tahun ke-5 The Urban Mama sekaligus berbagi bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disini  juga kita belajar mengasah kepekaan sosial anak-anak kita untuk mau berbagi bersama teman-temannya yang kurang beruntung. Setelah acara potong tumpeng dan penyerahan bantuan, kita mengajak anak-anak berkeliling panti, melihat suasana dan kegiatan di panti. Sepanjang perjalanan, kita bercerita bagaimana anak-anak itu diasuh, mengapa mereka ada disini, dan bagaimana kegiatan mereka sehari-hari. Disini juga kami bersama anak-anak belajar untuk selalu bersyukur dengan apapun dan sekecil apapun yang diberikan Tuhan untuk kita. Mungkin hal kecil itu menjadi hal yang biasa bagi kita, namun itu bisa menjadi hal yang luar biasa berharga bagi orang lain yang tak pernah memilikinya.
Dari panti asuhan, perjalanan kami berlanjut ke Dapuran Awi, Punclut untuk makan siang dan outing.  Disinilah keseruan di mulai. Kami bersantap siang dengan menu khas sunda ditambah udara yang sejuk dan adem. Benar-benar perpaduan yang pas untuk mengisi perut yang mulai berontak dan berteriak. Menu yang disajikan pun enak dan sedap.  Hingga saya pun tak harus ekstra keras untuk mengajak kira dan Kara duduk manis ketika makan siang.
Selesai bersantap siang, kami bersiap untuk team bounding bersama tim EO yang sudah disiapkan. Berbagai permainan, dengan hadiah yang seru sukses membuat kami tertawa bersama, dan kotor bersama. Tidak ada satupun dari kami keluar dari Dapuran Awi tanpa rasa perut kenyang, belepotan lumpur dan senyum mengembang penuh kegembiraan.  Bahkan anak-anak pun puas berlarian mengejar kelinci, meskipun selalu ada suara tangisan, namun kami pulang membawa kesan tak terlupakan. Menjelang maghrib kami beranjak kembali ke hotel untuk mandi dan bersiap makan malam.
Sampai di hotel, setelah kami membersihkan diri, kami bersiap untuk berangkat makan malam. Makan malam kali ini bertempat di Praoe Seafood. Menu yang disajikan tak ada satupun yang mengecewakan. Namun sayang, anak-anak sudah terlalu lelah, sehingga banyak yang tertidur. Beberapa dari kami pun harus bersantap dengan sambil menggendong atau memangku anak yang tertidur. Sebenarnya tidak mengherankan, karena siang hari anak-anak seru bermain dan ikut outing sehingga mereka melewatkan jam tidur siangnya. Sehingga ketika jam makan malam tiba, mereka pun sukses tertidur lelap karena kelelahan. Bahkan menu yang masih tersisa pun harus kami bungkus untuk kami bawa kembali ke hotel, berjaga-jaga ketika mulut-mulut mungil nanti terbangun dan kelaparan karena melewatkan makan malamnya.
Sampai di hotel, kami bersiap untuk istirahat dan merebahkan diri sejenak. Bersiap menyambut pagi yang lebih seru dan menyenangkan.
Jam 04.00 pagi alarm saya sudah berbunyi. Ingin rasanya saya masih tetap terlelap. Udara yang dingin dan kamar yang nyaman menggoda saya untuk terus bergelut dibalik selimut. Tapi saya harus mulai untuk berkemas. Dengan koper dan barang bawaan yang bejibun, jika saya tidak mulai untuk berkemas, bisa jadi saya tak sempat check out on time. Akhirnya saya memaksa mata saya untuk mau terbuka dan menyeret kaki saya ke kamar mandi dan berwudhu, memulai kegiatan dengan sholat shubuh. Jam 05.30 saya baru selesai berkemas. Karena kemarin saya tak sempat moderating, jadi pagi itu saya skip untuk kegiatan olah raga pagi bersama dan memilih melanjutkan bergelut dibalik selimut sambil moderating. Hmmm… semoga ini alasan yang cukup acceptable untuk tetap sembunyi dibalik selimut menikmati udara Bandung. Haha… Alhamdulillah keadaan forum aman terkendali. Selesai moderating, saya sempatkan menyeduh kopi dan Teh untuk si ayah dan anak-anak.  Setelah kopi dan teh siap, baru saya bangunkan mereka. Kira yang mendengar kata “kakak Enzo sudah ada di tempat bermain..” langsung melompat dari tempat tidurnya dan panik mencari pintu keluar, hingga pintu sambungan ke tetangga pun dia ketuk-ketuk. Hihihi…
Selesai minum teh, makan cokelat dan kue, merekapun lari ke playground area menikmati berbagai permainan. Saya menyusul membawa baju renang, karena ada kolam renang yang bisa dipakai untuk bersenang-senang. Meskipun udara masih cukup dingin, rasanya adrenalin anak-anak sudah cukup menghangatkan buat mereka. Selesai bermain dan berenang, kami bersantap pagi. Menu sarapan pagi bagi kami super special. Menunya lengkap banget. Mulai dari toast, omelet, nasi kuning, bubur ayam, jus, susu, sereal, sangat lengkap tersajikan. Tak puas-puasnya kami mengisi ulang piring-piring kami. Mungkin juga karena anak-anak selesai berenang dan bermain,sehingga karbo-loading pagi ini lebih banyak dari biasanya.
Selesai sarapan pagi, para the urban family melanjutkan dengan meeting, sementara anak-anak ditemani para papa melanjutkan bermain dan berlari-lari. Meeting pertama kali bertatap muka dengan the urban family bagi saya sangat mengesankan.  Saya bisa melihat idealisme seluruh the urban mama family dengan para foundersnya . Sehingga tak mengherankan the urban mama mampu mencapai usia 5 tahun dengan gemilang.  Semoga idealisme ini mampu terus terawat diiringi dengan persaudaraan yang terus terjaga sehingga mampu membawa berkah yang bisa terus dibagi dan menginspirasi para mama dan seluruh keluarga Indonesia. Sehingga kita mampu terus tumbuh, berkembang, dan belajar bersam-sama.

2 jam rasanya tak cukup untuk ngobrol, bercerita dan berdiskusi bersama seluruh team the urban mama. Namun apa daya kami harus mengakhiri karena sudah waktunya check out. Selesai check out, kami sempatkan untuk berfoto bersama seluruh keluarga besar the urban mama. Sebenarnya makan siang masih berlanjut di miss bee providoro tapi karena kami harus mencari oleh-oleh dan mengejar kereta, maka dengan sangat menyesal kami tak bisa ikut bergabung. Namun kami berdo’a semoga suatu hari kita masih bisa bersua lagi, melanjutkan tawa, melanjutkan cerita, berbagi canda dan bahagia. Terima kasih TUM Family untuk waktu yang diluangkan untuk cerita yang indah ini. Terima kasih para urban papa yang telah menyediakan hati, waktu dan tenaganya untuk mendukung para mama di TUM Family kali ini, karena tanpa hati dan bahu kuat mereka, kami tak akan pernah melangkah sejauh ini. Terima kasih seluruh member, rekan, Expert, spesialis, kontributor dan para silent reader yang telah berkontribusi untuk the urban mama, terima kasih untuk setiap inchi kontribusinya, tanpa kalian semua, kami tak akan pernah ada dan berdiri hingga sejauh ini.  Bersama kalian semua kami tumbuh, berkembang, belajar, dan berbagi cerita. Semoga kita semua bisa terus selalu saling menginspirasi, tumbuh dan belajar bersama. Selamat ulang tahun The Urban Mama. Selamat hari ibu untuk seluruh ibu dan wanita Indonesia.

Ps:
Ini sebagian dokumentasi yang saya ambil dari kamera teh Ninit. Semoga dokumentasi dari kamera yang lain seger bisa menyusul di upload. maafkan kepayahan saya soal dokumentasi. Benar-benar saya terlalu menikmati momen, sehingga melupakan soal dokumentasi beserta perintilannya.

suasana saat outing di Punclut:

 

Suasana di hotel:


breakfast menu:


Meeting bersama TUM-Family:







Photo bersama:






No comments:

Post a Comment