Oct 18, 2014

Sebuah Cerita Sepulang Sekolah

Suatu siang, ketika saya jemput Kira dan Kara sepulang sekolah, seperti biasa saya mendapati kedua gadis itu masih sibuk memasang sepatunya sambil mengamati teman-temannya. Karena tak juga selesai, akhirnya saya hampiri keduanya. Rupanya mereka memasang sepatu sambil bengong melihat temannya yang asyik memamerkan tas sekolah barunya yang berbentuk trolley bergambar mobil Lightning Mcqueen (semoga gak salah tulis nama niiih...)

 Saya minta mereka bergegas sebelum hari semakin siang, karena hari itu saya berjanji menjemput mereka jalan kaki. Dengan matahari yang tengah terik-teriknya di Surabaya, rasanya lumayan juga menunggu mereka memakai sepatu sembari bengong. Sambil berjalan kami bercerita.  Keluarlah celetukan halus Kara, "bunda, tasnya temanku tadi baru.. bagus yaa... bisa digeret-geret...". Lantas Kira menyambung "Mahal gak bunda tas kayak gitu? Kalau aku punya uang banyak, aku pengen punya tas kayak gitu bunda... tapi yang gambarnya Fireman Sam..." Diikuti sahutan adiknya, "kalau aku pengen yang gambarnya bintang bunda..." Lantas mereka pun terlibat obrolan seru tentang tas baru temannya..
Sambil menemani mereka jalan kaki, ingatan saya melayang pada tumpukan tas-tas yang masih bagus di rumah. Kira dan Kara memang beruntung sering mendapat kado atau oleh-oleh, entah itu berupa tas, sepatu, baju, buku ataupun mainan. Sehingga menghemat anggaran kami untuk membeli segala perintilan kebutuhan kira dan Kara. Dan saya sangat beruntung mendapati dua bocah saya bukan anak yang cranky untuk urusan perintilan-perintilan seperti itu. Apapun pemberian yang diberikan untuk mereka, selalu dengan wajah sumringah dan ceria mereka memakainya. Bahkan tas yang harganya paling murah sekalipun, akan dengan penuh kebangaan dipakai di tangan kira dan Kara. Tumpukan-tumpukan tas-tas itu selalu dipakai bergantian oleh Kira dan Kara. Bahkan ada yang masih tersimpan rapi di lemari, yang dia selalu bilang "tas ini untuk aku SD ya bunda..."  Bahkan tas seragam preschoolnya yang sakunya sudah mulai jebol pun tak bosan mereka pakai. Benda apapun selama itu masih berfungsi normal buat Kira dan Kara, mereka akan selalu memakai. Itu kenapa tak heran tumpukan mainan di rumah kami bisa sampai 4 kontainer. Bukan karena kami sangat sering membeli mainan, tapi karena mainan bentuk apapun ditangan Kira dan Kara tidak akan lekang oleh kata bosan.  Berlaku juga untuk sepatu. Kalau tidak kesempitan, sepatu-sepatu itu tidak akan bergeser dari tempatnya. Meskipun solnya sudah licin sekalipun...
Ini salah satu tas yang biasa dipakai Kira dan Kara sekolah. Tas angry bird yang dipakai Kira adalah tas seragam preschoolnya. Itu berarti usianya sudah 1 tahun. dan sakunya sudah jebol satu. Sedang tas merah yang dipakai Kara itu adalah tas kado ulang tahun ke-3nya. Itu berarti sudah lebih dari 1 tahun yang lalu ia dapat. Dan tas itu masih berfungsi sangat baik dan normal. Bahkan itu salah satu tas favoritenya.  Hingga sekarang mereka masih happy-happy memakai tas-tas itu.
Melihat mereka dengan segala perintilannya yang tak pernah bosan mereka pakai, terkadang saya jadi malu.  Saya sangaat suka tas dan sepatu. Setiap kali ke mall dan lewat payless, rasanya kaki saya gatel untuk melangkah dan berdalih, aah kan hanya mampir. Bahkan dulu sebelum menikah, sehabis gajian sepulang kantor saya selalu mampir ke Elizabeth dengan alasan melihat koleksi terbaru. Dan bisa dipastikan keluar dari Elizabeth akan ada tentengan baru di tangan saya.  Bahkan beberapa saat lalu saya masih sempat berpikir saya ingin membeli tas ransel baru, karena tas ransel saya warnanya mulai pudar.
Sepulang sekolah itulah Tuhan mungkin menyentil telinga saya dengan cerita Kira dan Kara. Bahkan Kira dan Kara yang beberapa kali digoda teman-temannya dengan tas model terbaru oleh teman-temannya, dan sangat ingin membeli tas baru pun masih sempat bertanya, tas itu mahal atau tidak? Dan cukup puas dengan berandai-andai membeli tas yang gambar apa, mau dibawa kemana, dan mau diisi apa. Mereka tidak merengek, meronta-ronta dan nangis guling-guling. Mereka cukup tahu diri. Sedangkan saya?? Bahkan tas yang masih sangat bisa dipakai, masih berfungsi normal, sempat-sempatnya memikirkan untuk membeli tas baru hanya karena warnanya yang mulai pudar. hhhhmmm... Ternyata saya masih manusia. hehehe...
Hari itu saya bersyukur.. Tuhan masih sangat sayang pada saya dengan menyentil telinga saya untuk mengingatkan...  Dan siang itu, cuaca yang amat sangat terik membawa kehangatan di hati, dan saya gandeng 2 bocah saya dengan senyum yang mengembang.  Sambil dalam hati saya berucap "terima kasih Tuhan... terima kasih...." :)

No comments:

Post a Comment