Aug 24, 2014

Cerita Mudik (Part I)

Yess!! akhirnya minggu kemarin kita mudik. Gak tanggung-tanggung 9 hari.. Sebenarnya sih pengen lebih lama lagi, tapi Kara homesick + ayahsick akut.. haha.. iyaa, tiap kali mau tidur yang dicari kamarnya sama ayahnya. Cerita mudik part I kali ini akan bercerita tentang itinerary jalan-jalan di kampung halaman. Seru, penuh petualangan dan banyak cerita baru.

Awalnya saya ingin mengajak Kira dan Kara bermain ke kebun Teh Jamus yang memang asik tempatnya untuk berpetualang ala Sherina dan berenang di waterboom. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya batal. Meskipun gak jadi, bukan berarti liburan jadi gloomy dan membosankan. Bunda dan Om Ipin mencari tempat-tempat yang seru yang bisa dijadikan arena petualangan buat Kira dan Kara

Mencari tempat ini sebenarnya bukan hal yang sulit. Karena buat anak-anak, apapun bentuknya, selama itu merupakan hal baru bagi mereka, pasti menarik. 

Hari Pertama
Karena capek, begitu datang kita gak pergi kemana-mana. Istirahat di rumah, dan berkenalan dengan anggota baru di keluarga. Karena adik ipar baru selesai melahirkan, so welcome to the club, Adik Aya'...! Namun, bukan namanya Kira dan Kara kalau bisa istirahat dengan tenang dan manis. Melihat tangga, sibuk dan hebohlah mereka naik-turun tangga. Melompat kesana kemari sudah seperti tupai, tak mengenal lelah. Bahkan sampai skip tidur siang. Teriakan dan omelan bundanya pun sudah tak dihiraukan. Dan benar saja, malam harinya, Kira terbangun dan mengeluh kakinya sakit, capek. Mungkin Ngilu kali ya...

Naik Delman
 Hari Kedua
Sesuai rencana, Kira dan Kara berpetualang naik delman keliling desa. Karena Ibuk tinggal di rumah yang dekat dengan jalan besar utama Surabaya -  Ngawi, jadi rasanya kurang asik kalau hanya berputar-putar disekitar, jadi Pak Kusir yang baik hati mengajak kita berkeliling ke desa-desa tetangga yang masih asriii bangettttt... Kira dan Kara bisa menikmati pemandangan sawah, ladang, rumah pedesaan, sekolah pedesaan dan anak-anak sekolah yang ramai-ramai berangkat sekolah naik sepeda, Pak Tani yang bekerja di sawah, melihat hutan, bahkan kita beruntung karena bisa melihat Roley, Muck dan Scoop yang sedang bekerja. Roley, Muck dan Scoop adalah tokoh-tokoh di Bob the Builder, buku yang pernah mereka baca. So google it if you wanna know the detail.  Well, it's a great adventure. Sayangnya Delman tidak bisa berhenti sejenak agar kita bisa mencoba naik pasukannya Bob the Builder itu, karena kebetulan delmannya membawa penumpang yang lain. Biasanya jika hanya kita yang naik, bapak kusir yang baik hati itu tak segan untuk memberikan waktu bagi kita melihat sesuatu lebih dekat.

Hari ketiga
Kami tidak bisa pergi kemana-mana. Karena di rumah akan ada tahlilan 1000 hari Bapak dan Adik. Jadi kita sibuk membantu Ibuk mempersiapkan acara tahlilan. Beruntung ada Adik Dita dan Adik Dito, para sepupu Kira dan Kara yang datang berkunjung. Jadi Kira dan Kara bisa memiliki quality time mengenal sepupu-sepupunya. Tak membutuhkan waktu lama untuk Kira dan Kara berkenalan dengan sepupu-sepupunya. Tak lama mereka sudah terlihat berlari-lari'an, melompat-lompat, dan naik-turun tangga diiringi suara tawa dan tentunya tangisan :D

Hari ke-empat
Om Ipin mengajak kita berpetualang ke Waduk Sangiran. Jalan menuju waduk sangiran ini saaaangat eksotik. Karena jalannya naik-turun sehingga kita bisa melihat hutan dan bukit yang mempesona di kejauhan. Waduk yang berfungsi sebagai pengairan sawah-sawah di sekitarnya ini biasanya dijadikan tempat memancing bagi penduduk lokal. Dan letaknya di tengah hutan yang mulai gundul karena penebangan liar. Hutannya sekarang masih dalam tahap reboisasi. Semoga 5-10 tahun ke depan, tempatnya jadi semakin eksotik. Karena musim kemarau, hutan jatinya jadi terlihat kering dan meranggas. Tapi beruntung juga, karena air waduk jadi lebih surut sehingga Kira dan Kara bisa bermain di bawah dan naik di batu yang cukup besar. Yang menyenangkan ketika naik dan turun ke kapal, Kira dan Kara bisa belajar memanjat batu-batu tapak. It's quite fun for them. Kira dan Kara juga bisa naik ke perahu yang sedang berlabuh. Perahu ini biasanya digunakan pemancing untuk pergi dan pulang ke spot pemancingan yang ada di sisi seberang danau. Bahkan ada perahu rusak yang ada diatas tebing yang digunakan Kira dan Kara untuk play pretend.
Jalan Menuju Waduk Sangiran

Kapal rusak - Waduk Sangiran

Naik Perahu di Waduk Sangiran

Pesona Waduk Sangiran - Ngawi

Berpetualang ke Waduk Sangiran Ngawi

Hari kelima
Kita main ke waduk yang lain. Iya, di deket rumah memang ada beberapa waduk yang digunakan untuk pengairan sawah. Waduk Pondok ini jauh lebih besar, dan lebih tertata. Tempatnya lebih jauh dari waduk Sangiran. Sebenarnya jika menggunakan jalur yang sama yang biasa dilewati orang yang akan berwisata ke waduk pondok, tempatnya bagi saya kurang menarik. Karena panas dan mulai banyak warung-warung berjajar di pinggir waduk. Karena itu Om Ipin memilih untuk menikmati waduk dari hutan di atas waduk. Jadi kita mengambil jalan menyimpang ke kiri melewati jembatan, dan naik ke hutan. Beruntung hutannya jauh lebih teduh dan adem. Di ujung ada tempat yang viewnya langsung mengarah ke waduk. Dan tempatnya seperti bukit dengan jalan menanjak yang agak curam. Namun ada tempat yang sedikit lebih landai yang ditumbuhi rumput yang sedikit mulai mengering. Tempatnya asyik buat Kira dan Kara bermain naik-naik bukit. Buat Kira dan Kara asal ada tanah yang menanjak itulah gunung. Karena banyak ditumbuhi rumput, ketika Kira dan Kara jatuh bangun menaiki bukit keci itu kita tidak terlalu khawatir. Dan tentu saja agar tidak jatuh ke tempat yang lebih curam, om Ipin siap siaga menemani di bawah. Puas bermain di hutan, kita berjalan keluar hutan dan turun ke waduk untuk mencari makanan ringan pengganjal perut. Yeaayy ada pisang molen favorite Kira dan Kara, dan tak ketinggalan Es Kelapa Muda.. Perfect! Selesai mengganjal perut, kita mencoba turun ke waduk mencoba pondok apung yang ada di bawah. Melewati jembatan goyang, bermain dengan air, melihat ikan, dan menikmati hembusan angin waduk.

Jalan menuju Waduk Pondok

Hutan di atas Waduk Pondok

Pemandangan dari Bukit di atas Waduk Pondok

Hutan Kecil di Waduk Pondok

Kedai Apung Waduk Pondok Ngawi
  Hari Ke-enam 
Saatnya turun ke sawah... Karena sedang musim kemarau, dan banyak sawah yang ditanami tembakau, jadi kami harus berkeliling mencari sawah yang ditanami padi. Kalau ditanami tembakau, sawahnya kering, karena tembakau tidak membutuhkan banyak air. Dan juga daun tembakau biasanya gatal karena getahnya. Beruntung, tak jauh ada sawah yang mendapat pengairan dan ditanami padi. Jadi kita bisa bermain di sawah. Karena sawahnya sudah melewati musim tanam, jadi kita tidak bisa bermain lumpur seenaknya, khawatir menginjak tanaman padi yang sudah mulai tinggi. Tapi asyiknya, kita bisa mengambil photo lebih bagus karena pemandangan sawah dengan tanaman padinya sudah mulai menghijau. Yeaay... Senang melihat Kira dan Kara asik berjalan menyusuri pematang sawah dengan kaki yang masih beradaptasi dengan lumpur dan tanah basah. Aaaahh.. ada tumpukan jerami juga.. Kata Kira dan Kara, itu yang digunakan babi pertama untuk membuat rumah dalam cerita "Tiga Babi Kecil". Bisa melihat langsung dari dekat, memegang dan merasakan apa yang pernah dibaca di buku itu memang super fun yaaa... Seandainya ada ayah, tentu kita bisa mendapat hasil photo yang jaauuuh lebih fantastic yaa :)
Berjalan di Pematang Sawah

Padi yang mulai Tumbuh di Sawah

Padi di Sawah dan 2 bocah kecil

Hari ke-tujuh 
Kita gagal ke kebun teh. Jadi untuk menghibur hati yang kecewa, uti membelikan Kira dan Kara mainan di pasar. Mainan rumah-rumahan adalah mainan anak perempuan sepanjang jaman dan tidak akan pernah kehilangan daya tariknya. Dan mereka kembali bereksplorasi dengan tangga dan tempat lapang untuk berlarian.

Bermain Rumah-rumahan

Hari ke-delapan
Kita gunakan untuk berkunjung ke tempat uyut dan beberapa saudara dekat. Senang karena kalau kita berkunjung ke rumah uyut selalu banyak cerita jaman dulu yang kita dapat. Jadi serasa dapat dongeng dari pelaku utama. heuheu... Dan lagi di tempat uyut ada sawah, ada sapi, banyak ayam, jadi Kira dan Kara pun juga bisa seru-seruan. Ada Adik Dita dan Adik Dito lagi yang datang berkunjung... Yeaayy... We were having another great time together.

Berkunjung ke rumah Uyut

Bermain bersama Sepupu

Hari ke-sembilan
It's time to say goodbye.. Sebelum berangkat ke stasiun, tak lupa kita ziarah ke makam akung, om Agus, uyut, dan kakak Joylin.

Ziarah ke makam

Nyekar
Acara mudik harus berakhir. Kira and Kara have a lot of fun there. Semoga lain waktu kita bisa kembali kesana lagi, dan menikmati petualangan yang lebih menarik lagi yaaa...

Intinya, membuat acara mudik seru itu tidak harus selalu dengan mengunjungi pusat-pusat wisata yang terkenal di daerah tersebut. Menikmati pemandangan yang tidak biasa kita lihat setiap hari di tempat kita pun bisa menjadi hal yang menarik dan menyenangkan. Mendatangi tempat-tempat yang belum pernah kita datangi, meskipun itu hanya sawah yang sepertinya hal yang biasa bagi kita, bisa jadi tempat petualangan yang sangat menyenangkan buat anak-anak. Karena mereka tidak bisa menikmatinya setiap hari di tempat mereka. Dan itu semua tidak memerlukan biaya mahal. Bahkan bercengkerama dengan sepupu, tertawa bersama-sama, saling kejar, melompat dan berlarian bersama adalah pengalaman berharga yang akan terus mereka ulang ceritanya setiap waktu. Apalagi ketika mereka bisa melihat langsung, mengamati dari dekat banyak hal yang biasanya hanya bisa dilihat dari buku. Mereka pasti excited. dan Itu semua super duper fun.
So let's get some fun adventure! See you next time , fellows!




No comments:

Post a Comment