Nov 28, 2013

Aku Menang

Beberapa waktu, seorang teman memperlihatkan video iklan tentang ibu dan anak yang berlatih lari. Video tersebut mengingatkan saya pada apa yang saya alami dan apa yang saya rasakan. Mungkin inilah edisi galau seorang bunda.

quote
Saya sering meminta Kira dan Kara membereskan mainannya sendiri. Memang saya membutuhkan perjuangan panjang untuk Kira dan Kara pada akhirnya mau membereskan mainannya, mulai dari rayuan, bujukan, ajakan, bahkan hingga acara marah pun pernah. Mungkin yang melihat, saya hanya mencari gara-gara dan suka marah. toh membereskan mainan anak-anak sendiri jauh lebih hemat tenaga dibandingkan tenaga untuk membujuk, merayu, apalagi sampai marah-marah. Hanya buang-buang energi dan cuman jadi bunda monster.

Saya juga sering sekali meminta kara dan Kira untuk disiplin waktu, waktu cuci tangan-kaki, waktu tidur, waktu bangun tidur, waktu makan, waktu mandi, waktu main, dan bla..bla... Seolah saya hanya membuang energi meminta dua makhluk mungil yang hanya ingin main meminta semuanya selesai tepat waktu, apalagi saya masih butuh berjuang mati-matian untuk mendisiplinkan diri sendiri. Saya hanya bisa merayu mereka, membujuk mereka, mengajak berkompetisi demi mau masuk kamar mandi, memberi mereka hadiah-hadiah kecil untuk effort yang mereka keluarkan, dan bahkan cuma bisa marah-marah ketika saya dilanda kantuk parah namun dua gadis lincah itu masih full energi.

Ketika saya wara-wiri, saya tak pernah berhenti sejenak untuk memungut mainan anak yang sedang berserakan. Mungkin terkesan malas atau gak peka. Tapi saya tahu mainan itu berserakan. Saya ingin mengajarkan Kira dan Kara peka, kalau mainan berserakan itu bahaya. Memang beberapa kali Kira dan Kara jatuh terpeleset dan tersandung mainannya sendiri. Jangan ditanya kebat-kebitnya hati saya saat mereka menangis kesakitan. Tapi dari situlah saya ingin mereka belajar sebab-akibat, belajar untuk lebih peka, dan belajar untuk lebih mandiri. Mereka memang tidak akan selamanya kecil dan memberantakkan mainannya. Namun bila saya selalu menjadi tameng bagi mereka untuk membersihkan mainan, bagaimana mungkin mereka bisa peka terhadap lingkungannya kelak. Bila saya selalu membereskan masalah mereka, bagaimana mereka akan belajar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri kelak?

Saya memang masih perlu banyak belajar dalam disiplin waktu. Saya memang masih perlu banyak belajar untuk meredam amarah saya. Saya memang masih perlu banyak belajar untuk berkompromi dan berdiskusi dengan dua bocah mungil saya. Namun saya tidak akan pernah menyerah untuk membantu mereka menjadi mandiri. Saya tidak akan pernah mengalah.

Hingga suatu hari...
saat mereka membereskan kamar, mereka menemukan buku saya berserakan dilantai, dan saya pun tak luput kena "sentil" si gadis. Well, they beat me! Dan saat itulah saya katakan, saya menang :)

Seperti kata-kata di iklan tadi:

"Anakku tidak akan pernah menang kalau aku selalu mengalah. 
Anakku akan menang, kalau dia mampu mengalahkanku. 
Dan saat dia mampu mengalahkanku, saat itulah aku menang"

Thanks for always being there, dearests!

No comments:

Post a Comment